Bakmi Senthong, Kuliner Jogja dengan Nuansa Bangsawan Jawa - Bunda Cory - Berbagi Cerita Seputar Parenting Dan Lifestyle
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bakmi Senthong, Kuliner Jogja dengan Nuansa Bangsawan Jawa

Berwisata ke kota Jogja rasanya tidak puas bila belum mencicipi aneka kulinernya yang khas. Terdapat berbagai macam kuliner di kota ini mulai dari olahan tradisional hingga modern. Untuk kuliner tradisional, kali ini ada olahan bakmi yang paling direkomendasikan, yaitu bakmi Senthong. 


Seperti apa sih rupa dan rasa dari bakmi Senthong itu? Di manakah lokasinya dan menu apa saja yang ada di warung bakmi tersebut?


Pasti Anda penasaran bukan? Yuk, ikuti penjelasan seputar warung bakmi tersebut hanya dalam ulasan berikut.


Rasa Bakmi Senthong yang Sedap

Bakmi di warung ini tersedia dalam dua macam, yaitu bakmi godhog yang berkuah dan bakmi goreng. Meskipun berbeda cara memasaknya, namun bahan utama untuk meracik menu bakmi hampir sama, seperti mie kuning, telur, irisan ayam, irisan tomat, kobis, dan bahan makanan lainnya. Dari segi rasa, tentu saja super enak dan tak kalah dengan warung bakmi lainnya. Hal ini pastinya karena menggunakan bumbu rempah pilihan khas tanah Jawa sehingga membuat rasa bakmi lebih gurih dan pas di lidah. 



Makan Serasa di Rumah Bangsawan 

Ketika Anda baru singgah ke warung Bakmi Senthong, Anda pasti akan merasa terkesima dengan bentuk warungnya. Ya, warung bakmi ini memang berbeda dengan warung bakmi lainnya, bahkan terkesan istimewa. Pasalnya, bentuk bangunan warung bakmi ini sebenarnya adalah rumah khas Jawa, yaitu joglo. Ciri khas bangunan joglo adalah memiliki bangunan dan halaman yang luas. Bangunan warung joglo ini didominasi oleh warna hijau. 



Di bagian depan warung, ada beberapa set meja dan kursi sebagai tempat makan para pengunjung. Untuk mempercantik ruangan, ada beberapa hiasan, seperti foto, cermin dengan ukiran yang cantik, lampu gantung tradisional, patung, dan lainnya.


Selain itu, terdapat pula bagian rumah joglo lainnya yang dinamakan senthong (ruangan). Dalam rumah Joglo, biasanya terdapat tiga macam senthong, yaitu senthong tengen (ruang bagian kanan), senthong tengah (ruang tengah), dan senthong kiwe (ruang bagian kiri). 



Sesuai dengan filosofi Jawa, senthong tengen berfungsi sebagai tempat menyimpan benda pusaka ataupun benda berharga lainnya. Senthong kiwe umumnya dipakai sebagai ruang tidur, menyimpan barang, ataupun ruang makan. Sementara itu, senthong tengah biasanya difungsikan sebagai tempat pedaringan dan lainnya.



Menu Utama

Bakmi Senthong kuliner Jogja menu menyajikan kuliner berupa makanan dan minuman yang variatif, seperti:

1. Aneka makanan:

  • Nasi goreng

  • Bakmi kuning (goreng/godhog)

  • Bakmi campur (goreng/godhog)

  • Mie Lethek

  • Mides (mie pedes)

  • gulai ayam

2. Aneka minuman:

  • teh nasgitel (panas, legi, kentel)

  • wedang uwuh

  • wedang jahe

  • wedang secang

  • wedang asem

  • wedang jeruk


Harga Kuliner yang Bersahabat

Kendati bangunan warung ini besar bagaikan rumah bangsawan, namun Anda tak perlu ragu untuk berkunjung ke warung ini sesering mungkin ataupun mengajak rombongan keluarga dan sahabat. Sebab, bakmi Senthong Kuliner Jogja harga cukup merakyat alias murah sekali. Satu porsi menu makanan biasanya dihargai sekitar Rp 15 K, sedangkan satu gelas minuman harganya sekitar 5 K. 


Lokasi

Untuk menuju ke warung bakmi ini cukup mudah karena lokasinya tidak begitu jauh dari Malioboro ataupun Keraton Jogja. Warung ini beralamat di Jalan Suryodiningratan no. 9, Kecamatan Mantrijeron. Anda cari saja lokasi Plengkung Gading, kemudian terus saja ke arah barat kira-kira 200 meter maka Anda bisa sampai di warung ini. Anda bisa menggunakan transportasi pribadi untuk menuju ke warung ini ataupun mengendarai transportasi umum, seperti bus Trans Jogja.



Ayo, kunjungi warung bakmi Senthong sekarang juga. Nikmati rasa bakminya yang mantap plus makan di dalam ruangan khas bangsawan Jawa yang pastinya sangat spesial dan akan selalu terkenang.

Posting Komentar untuk "Bakmi Senthong, Kuliner Jogja dengan Nuansa Bangsawan Jawa"